top of page
Search

Mengapa pada saat zaman Bapak Presiden Prabowi Subianto banyak korupsi yang terungkap hingga yang paling terbaru mega korupsi pertamina yang di rumorkan sudah di mulai dari tahun 2018?

  • Writer: ViralxGram
    ViralxGram
  • Mar 4
  • 2 min read

Mengapa Kebusukan BUMN Tak Terbongkar di Era Jokowi?

Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang lihai bermanuver, tapi juga pragmatis. Selama kepemimpinannya, BUMN tetap menjadi sektor yang sulit disentuh. Kenapa? Karena BUMN bukan sekadar perusahaan negara, tapi juga lumbung dana politik bagi banyak pihak. Bayangkan sebuah perusahaan yang seharusnya dikelola secara profesional, tapi malah dijadikan ATM oleh elite politik. Mengusik mereka berarti menantang kekuatan besar—termasuk partai-partai yang menopang pemerintahan.

Jokowi, sebagai presiden tanpa partai sendiri, harus bermain cantik. Memutus mata rantai mafia di BUMN bisa mengguncang stabilitas politiknya. Maka, alih-alih bertarung habis-habisan, ia tampaknya memilih strategi "perbaikan dari dalam" sambil menjaga keseimbangan kekuasaan.

Mengapa Kebusukan BUMN Baru Terbongkar di Era Prabowo?

Nah, Prabowo berada dalam posisi berbeda. Sebagai pemilik Partai Gerindra, dia tidak terlalu bergantung pada partai lain seperti Jokowi dulu. Secara teori, ia lebih leluasa untuk "membersihkan" BUMN. Apalagi, selama ini ia sering bicara soal efisiensi dan profesionalisme dalam pemerintahan.

Tapi pertanyaannya: bersih-bersih atau sekadar ganti pemain?

Jika Prabowo serius membongkar BUMN, ia harus siap menghadapi perlawanan dari jaringan mafia yang sudah mengakar. Jangan lupa, mereka bukan sekadar pengusaha rakus, tapi juga punya backing politik dan kekuatan finansial besar.

Namun, kalau "bersih-bersih" hanya berarti mengganti orang lama dengan orang baru yang lebih loyal kepadanya, maka sejarah hanya berulang. Mafia lama tumbang, mafia baru naik. Hasil akhirnya? Bukan pembersihan, tapi sekadar reshuffle kekuasaan.

Kesimpulan

Secara teori, Prabowo punya posisi politik yang lebih kuat untuk menindak mafia BUMN. Tapi niat baik saja tidak cukup—harus ada keberanian, strategi, dan kekuatan untuk melawan balik mereka yang berkepentingan.

Kalau Prabowo benar-benar ingin membongkar BUMN, ia harus siap berhadapan dengan elite partai, oligarki, dan bahkan tekanan dari dalam pemerintahannya sendiri. Tapi kalau ujung-ujungnya hanya mengganti pemain tanpa merombak sistem, maka sandiwara lama akan terus berulang—hanya aktornya yang berganti.

Politik itu seperti gunung es—apa yang terlihat di permukaan hanyalah sebagian kecil dari permainan yang sebenarnya. Orang awam sering melihatnya secara hitam-putih: siapa yang "tegas" dianggap pahlawan, siapa yang "diam" dicap pengecut. Padahal, di balik setiap keputusan, ada kalkulasi, tarik-ulur kepentingan, dan negosiasi di balik layar.

Jadi, kalau ada pemimpin yang tampaknya membiarkan sesuatu terjadi, bukan berarti dia tak peduli. Bisa jadi, dia sedang menunggu waktu, menyusun strategi, atau bahkan berkompromi. Sebaliknya, kalau ada yang terlihat tegas dan langsung merombak sesuatu, kita juga perlu bertanya: ini benar-benar pembersihan atau hanya pergantian aktor dalam sistem yang sama?

Singkatnya, dalam politik, yang tampak di depan sering kali hanyalah bagian dari skenario yang lebih besar. Maka, mari kita lihat: apakah Prabowo akan menjadi pembasmi mafia BUMN, atau hanya sutradara baru dalam panggung sandiwara lama?

 
 
 

Comments


© 2024 VIRALXGRAM sponsored by FEEDBET

bottom of page